Mengapa Indonesia Terus Miskin
Mengapa Indonesia Terus Miskin. Tentu kita menyaksikan sendiri kondisi bangsa kita Indonesia ini yang sudah merdeka lebih dari 71 tahun lalu. Merdeka artinya lepas dan bebas dari suatu belenggu atau tekanan yang mengikat kuat dan dalam konteks disini adalah bebas dari tangan bangsa bangsa l;ain yang menjajah serta bertindak semena mena. Seharusnya, di usia yang sudah lebih dari 71 tahun merdeka ini, bangsa Indonesia sudah maju dan menjadi salah satu bangsa atau negara yang begitu penting atau memilki peranan dalam dunia global. Mengapa demikian ? tentu saja demikian, karena banyak sekali kekayaan negara ini yang bahkan tidak dimiliki bangsa lain atau negara lain. Begitu banyak sumber daya alam yang tidak ada tandingannya bahkan oleh negara yang besar sekalipun.
Sponsore Link jasa Pembuatan Website Murah
Jika kita bisa saksikan, kekayaan laut Indonesia sangat sangat makmur, lihatlah sendiri, sejak dulu, ikan di lautan Indonesia tidak pernah habis dan paling produktif di seluruh dunia. Bahkan negara negara tetangga seperti vietnam, thailand, dan negara lainnya sering kedapatan mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia ini menjadi indikasi seberapa kayanya indonesia di sektor ini. bukan hanya di sektor kelautan dan perikanan, di sektor pertambangan, Indonesia menjadi negara yang terbaik dalam hal pertambangan kekayaan alam batu bara, tambang emas dengan kualitas paling baik di dunia. Demikian juga dengan hasil alam berupa minyak bumi, gas dan lain lain. Lihatlah betapa kayanya Indonesia kita ini. belum lagi jika kita lihat dari kenampakan alam yang memiliki berjuta pesona yang mencengangkan dunia dan menjadi daya tarik bagi turis asing dan bidang lainnya. Lalu pertanyaannya adalah mengapa Indonesia itu begitu miskin seperti sekarang ini, banyak sekali rakyatnya yang kelaparan, ekonomi yang selalu merosot ditambah lagi dengan bahan pokok yang semakin tinggi harganya, pengangguran dimana mana, kejahatan yang selalu terjadi, dan berjuta masalah yang menyangkut lemahnya ekonomi lainnya.
Inilah Penyebabnya, mengapa Indonesia terus miskin dan tidak maju maju :
Korupsi Yang Merajalela
Tindak pidana korupsi bisa dikatan sudah menajur bahikan mewabah di Indonesia ini. bukan hanya pejabat dan jajarannya, pihak dari penduduk biasa juga bahkan terlibat dalam tindakan ini. di televisi, di koran, di media sosial atau dunia maya, pasti ada saja tindakan semacam ini yang dibahas. Begitu juga prilaku para pejabat di Indonesia ini, mungkin saat ini Pejabat yang bisa dipercaya tidak akan korupsi dan benar benar bersih bisa dihitung dengan jari. Uang yang masuk ke kas negara atau lebih tepatnya uang milik rakyat yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat bersama dan menunjang kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur malah diselewengkan untuk kepentingannya. Pejabat kebanyakan hanya memperkaya dirinya sendiri dengan menggunakan uang rakyat, membeli mobil mewah, memangun mall pribadi, membeli dan membangun apartemen dan aset bernilai tinggi lainnya. Dan ini tidak hanya terjadi di kalangan pejabat tinggi saja, tetapi juga jajarannya, sudah pasti berapapun uang yang masuk ke dalam kas negara, akan selalu habis dan tidak bisa digunakan untkuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
Edukasi Yang Masih Sangat Dibawah Standart
Pendidikan yang didapatkan masyarakat Indonesia masih jauh dan kalah sekali dibanding bangsa lainnya. Walaupun ada juga tempat atau pednidikan tertentu yang sudah mengikuti atau sampai taraf itu, tetapi bila dirata ratakan dengan keganyakan atau seluruh masyarakat Indonesia, semuanya masih jauh dari kata minimal. Ini menjadi salah satu hal yang membuat masyarakat indonesia kurang sadar dan kurang kompeten mengelola setiap sumber daya alam dan juga lahan lainnya.
MInimnya Kesadaran Masyarakat dan Pemerintah
Ini merupakan imbas dari lemahnya pendidikan, tetapi juga karena lemahnya kesadaran pihak yang berwenang yang seharusnya mengayomi dan menuntun rakyat ke arah ayng lebih baik. Umumnya pemerintah hanya mementingkan kepentingan golongannya agar menang dalam persaingan politik atau sejenisnya. Namun, hal ini sudah mulai terobati dengan kinerja presiden kita saat ini bapak Jokowi yang sudah mulai menyadarkan kita pentingnya kesadaran ini.
Minimnya Infrastruktur Yang Menunjang
Terkadang, ada juga di daerah atau beberapa bagian maupun bidang yang bisa mensejahterakan penduduk Indonesia yang sudah memiliki tenaga kompeten dan mau kerja keras, tetapi di lain sisi infrastruktur penunjangnya buruk bahkan tidak ada. Contohnya di sumatera yang kaya akan sumberdaya seperti buah buahan. Target pemasarannya sudah pasti di kote, tetapi apakah anda pernah lihat kondisi infrastruktur di sana seperti sangat buruknya kondisi jalan yang menyebabkan distribusi pasti terganggu dan terhambat. Demikian juga pungutan liar dari oknum yang tidak bertanggungjawab yang membuat tenaga kompeten itu memilih untuk membuiarkan buah buahan itu busuk saja di pohonnya. Permasalahan ini juga sedang dibenahi oleh presiden Jokowi walaupun pergerakannya masih lambat kerena banyaknya kendala, tetapi suatu hari nanti pasti akan terasa kemajuannya.
Prilaku Hidup Konsumtif Yang Sangat Buruk
Konsumtif disini bukan hanya menyangkut makanan, tetapi juga hal lainnya seperti konsumtif informasi, dan hal lainnya. Kita bisa lihat saja semakin amraknya isu isu SARA dan hal sejenisnya yang membuat masyarakat kita justru sibuk untuk saling adu argumen atau berdebat, saling serang serta saling menjatuhkan demi membuktikan mana yang benar. Sehingga tidak ada lagi kesempatan masyarakat untuk belaajar dan berusaha saling membangun, saling menolong serta saling menjaga kesejahteraannya sehingga bisa berorientasi ke hal yang lebih baik. Ini yang harus disadari masyarakat Indonesia.
Banyak Campur Tangan PIhak Asing
Kebanyakan kekayaan Indonesia dicampuri oleh kepentingan asing, contohnya seperti Freeport. Mereka mengeruk tambang emas atau lebih tepatnya menghancurkan gunung emas di tanah papua dan mengirimkan emasnya ke negara mereka, dan mempekerjakan orang Indonesia sebagai pekerjanya. Padahal seharusnya pemerintah dan masyarakat setempat bisa lebih peduli dan mandiri mengelola kekayaan alam penting semacam itu secara mandiri, bukan malah menyerahkannya pada pihak asing. Walaupun sebenarnya bukan emas yang semula di keruk, melainkan unsur lainnya, tetapi itu tetap ada harganya dan bernilai.
Comments
