Pentargetan dan Kontribusi Dalam Lingkup Pekerjaan
Pentargetan dan Kontribusi Dalam Lingkup Pekerjaan. Setelah di bagian pertama kita membahas mengenai langkah menjadi seorang pegawai teladan yaitu disiplin dan konsisten, dan di bagian yang kedua kita membahas mengenai produktifitas dan kualitas kinerja, kini kita akan membahas mengenai langkah yang selanjutnya. Disini kita akan belajar dan memahami langkah yang kelima dan keenam yaitu tidak terpaku dengan targer dan memberikan kontribusi lebih. Mengapa untuk menjadi pegawai teladan kita harus melakukan langkah langkah ini ? dan apakah hal seperti ini dapat membuat kita menjadi pagawai teladan ? jawabannya lebih dari menjadi pegawai teladan, tetapi juga bisa menjadi contoh dan orang yang paling berpengaruh dalam lingkup kerja dimana anda berada. Lalu, apa alasannya ? Langsung saja kita simak ulasan berikut ini.
Sponsore Link Jasa Pembuatan Toko Online
TIdak Terpaku Dengan Target Yang ada
Dalam kegiatan kantor atau bekerja, tentu ada tanggungjawab atau tugas yang sifatnya wajib kite kerjakan. Seringkali tanggungjawab atau tugas itu, diberikan secara detail mengenai batasan batasan dan sifat keharusannya, termasuk di dalamnya adalah pentargetan. Contohnya kembalilagi ke bagian pemasaran atau sales. Tentu ada target penjuan tertentu yang harus didapatkan atai dipenuhi guna mencapai titik dimana taget itu terpenuhi dan posisi kita aman. Nah, target umumnya diberikan oleh atasan atau perusahaan kepada kita, tentu ada dasar perhitungan dan pertimbangannya. Selain melihat aspek kemampuan, tentu faktor lainnya seperti tingkat kerumitan dan sebagainnya juga pasti sudah diperhitungkan juga. Jadi bisa dikatakan target adalah suatu hal yang sifatnya rasional di dalam suatu pekerjaan (dalam konteks ini) yang masih dalam tingkatakn realistis atau sangat mungkin untuk dicapai. Tentu ketika kita mencapai target dalam pekerjaan kita, kita akan sangat senang dan bangga bukan ? apalagi jika sekeliling kita atau pegawai lainnya tidak mencapai targetnya, kita bisa dijadikan contoh. Tetapi bagi pihak yang mengerti contohnya sebagai atasan yang menentukan besaran target yang harus dicapai tadi, mereka tidak akan terlalu berkesan atau mengunggulkan anda, sebab memang itu sifatnya realistis untuk dicapai atau didapatkan. Jadi terkesan standart. Namun tetap sangat penting dan sangat diperhitungkan sebagai produktifitas dan kualtias kinerja yang bagus. Dampaknya tentu saja menjadi panutan.
Tetapi konteks ini, kita membahas mengenai sikap yang tidak terlalu terpaku pada target yang ada. Jadi dalam artian, kita harus mampu memiliki dan mewujudkan suatu obsesi untuk bisa melampaui target. Jadi, hasil kinerja yang masih standart atau mencapai target itu bisa lebih bermanfaatan dan layak untuk dibanggakan. Anda bisa bayangkan sendiri, jika ada seorang sales atau tenaga pemasaran yang menjadi pegawai di perusahaan anda yang memiliik target harian penjualan sebanyak 5 perhari, tetapi dia selalu melampaui target itu. Pasti anda akan sangat senang dan memperhitungkannya, sebab dia adalah pegawai yang mampu melebihi apa yang distandarkan. Tentunya anda akan sangat membanggakannya serta menjadikannya panutan bagi tenaga marketing lainnya. Itulah pentingnya tidak terpaku pada target. Serta dampak positif yang dimilikinya. Jadi usahakanlah untuk melampaui target dan bukan menjadikan capaian target sebagai goal anda.
Berkontribusi Lebih
Hal ini menyangkut poin diatas mengenai ketidakterpakuan pada target. Namun bedanya, disini kita tidak hanya berkontribusi atau berpartisipasi dalam bidang atau tanggungjawab maupun tugas kita semata. Jika di point diatas masih mencangkup tugas kita, disini kita beralih ke jangkauan yang lebih dari sekedar tangggung jawab yang kita miliki atau diluar tugas kita. Contoh sederhananya adalah aktif dalam memberikan evaluasi ketika ada situasi yang kurang baik dalam lingkup perusahaan atau pekerjaan. Demikian kita mampu berkontibusi memberikan masukan , saran atau pendapat yang sifatnya membangun dan baik. Selain gagasan kita juga bisa berkontribusi di hal hal kecil atau besar lainnya. Jadi intinya ada kemauan pada diri kita sebagai pegawai untuk melakukan suatu tugas atau tanggungjawab yang sifatnya diluar dari urusan kita. Kita bisa melihat dimana kita bisa berkontribusi dan seharusnya berkontibusi. Sekarang ini pegawai di lingkup pekejaan hanya mementingkan tigasnya masing masing saja tanpa ada kepedulian terhadap hal hal lainnya. Bukan mengajarkan untuk ikut campur, tetapi anda juga perlu berkontibusi ke hal hal lainnya yang sifatnya memang penting dan layak dibantu. Para atasan atau pemilik perusahaan sangat suka dengan orang yang tipenya seperti ini. mereka akan menilai kontribusi ini lebih dari sekedar partisipasi dan keaktifan tetapi juga menjadi indikasi kualitas pribadi anda yang memiliki banyak peranan serta pengaruh dalam lingkup kerja atau kantor tersebut. Bukannya mengajarkan untuk menjilat atasan, tetapi dalam aktivitas kerja kita, kita harus mau melakukan seperti ini, barulah kita bisa menjadi contoh bagi orang lain yang ada di sekeliling kita tanpa harus berlaku negatif. Jadi, jika saat ini anda hanya mampu mengerjakan tugas dan tanggungjawab anda, maka mulailah untuk belajar dan ikut berpartisipasi pada hal hal lainnya yang sebenarnya diluar tanggungjawab anda, tetapi cocok untuk dikerjakan atau berpartisipasi. Inilah isi bahasan kita mengenai ketidakterpakuan terhadap taget dan kontribusi yang lebih. Di artikel bagian keempat, kita akan membahas point ketujuh dan ke delapan mengenai loyalitas dan keramahan dalam lingkup pekerjaan kita.
Indeks
Bagian 1 Disiplin dan Konsisten
Bagian 2 Produktifitas dan Kualitas Kinerja
Bagian 3 Pentargetan dan Kontribusi Lebih
Bagian 4 Etika dan Loyalitas
Bagian 5 Mentalitas dan Efektifitas /Efisiensi