Takut Mengambil Resiko Sebagai penghambat Kesuksesan
Takut Mengambil Resiko Sebagai penghambat Kesuksesan. Dalam upaya mengusahakan kesuksesan dan kemajuan dalam kehidupan kita, tentunya harus ada tindakan dan wujudnyata dari upaya tersebut, artinya bukan hanya sebatas impian belaka yang sifatnya masih berada di angan angan. Tetapi harus benar benar dimulai dan dilakukan. Dalam pelaksanaan atau dalam tindakan untuk mengupayakan kesuksesan ini, tentu ada banyak sekali resiko yang akan dihadapi dan sifatnya akan terus terusan menyerang dan kita sebagai pihak yang mealkukannya harus merasakan rasa sulit dan penderitaannya. Contohnya, ketika kita sedang mengusahakan sebuah bisnis yang kita pikir dapat menugbah hidup kite menjadi lebih maju dan sebagai cara yang bagus untuk mengusahakan kesuksesan kita. Tentunya ada resiko semacam, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, uang atau modal, hingga kesenangan kita, semua akan direnggut dengan munculnya bisnis yang ktia usahakan ini. berlum lagi kita harus berpikir keras untuk menentukan langkah bisnis, ide bisnis, strategi bisnis, pesaing dan lain sebagainya. Pastinya ada masalah yang terbesar yang selalu mengintai, yaitu ketidak percaya dirian hingga perasaan takut akan jatuh bangun dan kebangkrutan yang akan merenggut secara total semua hal diatas dan semua pengorbanan kita menjadi sia sia. Pertanyaannya sederhana ? apakah yang demikian akan benar benar mendatangkan kesuksesan, jika kita melihat realita itu ? jawabannya tidak, Mengapa demikian ? Jawabannya ada dibawah sini, sekaligus langsung saja kita masuk ke inti bahasan dalam artikel kita kali ini.
Sponsore aplikasi travel system
Resiko adalah suatu hal yang tidak akan penah terpisahkan dalam konteks ini. dan kesuksesan adalah suatu impian yang harus diwujudnyatakan dengan adanya tindakan yang dimulai sedini mungkin. Dan sudha pasti dibalik memulai wujudnyata dari kesuksesan dan tindakan yang diambil, akan mendatangkan banyak sekali resiko yang berarti dalam hidup dan sifatnya sangat berat dan menyusahkan hingga ada yang membuat menderita. Contohnya seperti di bisnis di paragraf pembuka tadi. Jika kita membuka bisnis, sama seperti contoh diatas tadi, rasanya pengorbanan akan waktu, tenaga, pikiran dan uang tidaklah seberapa, tetapi ada suatu resiko yang akan membuat semua itu semakin menyedihkan dan membuat kita hancur yaitu bangkrut atau gulung tikar. Dan istilah gulung tikar ini dialami oleh kebanyakan orang atau kebanyakan wirausahawan yang memulai menwujudkan impiannya dengan membuka bisnis atau usaha sendiri seperti itu. Rasa takut akan bangkrut dan gulung tikar, sudah pati akan ada di benak ktia sejak permulaan atau persiapan ktia mendirikan usaha, tetapi point pentingnya adalah, apakah kita harus mengabaikan rasa takur bangkrut itu atau kita harus mengikuti rasa takut kita ? jawabannya adalah anda harus mengesampingkan rasa takut anda, dan harus percaya bahwa diri anda mampu dan emamng bisa melewatinya. Asumsikanlah diri anda memang akan mengalami kesulitan itu, tetapi pada akhirnya anda adalah seorang pemenang sama seperti di point sebelumnya mengenai rasa percaya diri.
Sebab jika kita mengikuti rasa takut kita untuk mengambil resiko yang demikian, usaha yang kita impikan untuk mweujudnyatakan kesuksesan terjadi dalam hidup kita, tidak akan pernha berdiri. Sbeab rasa takut mengambil resiko ini akan menghambat kita memulai mendirikan bisnis pribadi kita itu dan kita tidak akan pernah memulainya. Tidak akan pernah berusaha untuk mengambil tindakan yang bisa menjadi langkah untuk mewujudnyatakan keuksesan kita. Inilah salah satu hambatan yang paling dominan di benak banyak orang yang ingin sukses. Ada suatu kecenderungann dalam diri manusia, mereka akan selalu melihat rasa takut, melihat apa yang terjadi sekarang dan memikirkan ketakutan itu daripada berusaha untuk mengesampingkannya dan mencari solusi untuk menghilangkan rasa takut ini. hal ini akan membuat mereka tidak akan pernah memulai usaha perwujudnyataan dari impian kesuksesannya. Sedangkan kesuksesan butuh wujud nyata dan tindakan yang benar benar dilakukan, dan kedua hal ini bertentangan satu dengan lainnya, artinya kesuksesan tidak akan pernah terwujud jika terus terusan memikirkan ketakutan akan resiko.
Ini juga terjadi dalam kasus lainnya, jika dalam contoh tadi adalah resiko bagi seorang pebisnis, ada juga resiko bagi seorang pegawai atau pekerja biasa. Dan mereka memiliki resiko yang lebih besar lagi, sebab jika para perancang bisnis memiliki modal yang bisa diusahakan, maka mereka atau pegawai harus mulai benar benar dari nol ( untuk pegawai biasa dan bukan pegawai luar biasa ). Resiko yang akan dirasakan oleh para pegawai dalam mewujdukan kesuksesannya adalah rasa letih dan lelah yang sangat membuat dirinya menderita, juga waktu, tenaga dan pikiran yang terkuras besar besaran untuk pekerjaannya dan dirinya harus benar benar mendedikasikannya untuk karir atau pekerjaannya, belum lagi jika pekerjaannya tidak menyenangkan atau memang sangat berat.
Point penting dari bahasan ini adlaah suatu kesuksesan membutuhkan tindakan. Dan tindakan akan mendatangkan segudang resiko bagi para pelakunya, tetapi bermimpi sukses tanpa melakukan tindakan adalah suatu kebodohan dan kesia siaan semata. Sebab ketakutan akan resiko yang akan dirasakan tidak akan mendatangkan apa apa dan tidak akan pernah mendorong untuk memulai tindakan menuju kesuksesan sebaliknya, rasa takut akan resiko akan selalu menghambat kemajuan dan kesuksesan yang dicita citakan. Jadi jika anda ingin sukses, mulailah mengesampingkan rasa takut akan resiko dalam benak anda dan mulailah memikirkan masa depan, bukan masa sekarang atau masa lalu, sebab memori itu hanyalah sebatas memori dan anda tidak melangkah dan hidup kearah situ atau mundul , melainkan maju.